Kemeriahan Ogoh-Ogoh dan Makna di Baliknya

Dengan segala keunikan, filosofi, dan keindahan yang terkandung dalam ogoh-ogoh, perayaan tersebut menjadi sebuah tradisi yang tak boleh dilewatkan.

Kemeriahan Ogoh-Ogoh dan Makna di Baliknya
Image Source: Punapi Bali

Perayaan ogoh-ogoh di Bali memang selalu menyajikan kegembiraan dan keceriaan bagi masyarakat dan wisatawan yang datang berkunjung. Sebuah pemandangan dan pengalaman yang seru, berkesan hingga tidak bisa dilupakan bagi siapa saja yang menyaksikannya.

Pada malam jelang Hari Raya Nyepi, di seluruh Bali, kelompok-kelompok masyarakat akan menyiapkan ogoh-ogoh yang sudah mereka buat dengan susah payah selama berbulan-bulan. Mulai dari perancangan desain hingga proses pembuatan biasanya memang memakan waktu yang cukup lama.

Ogoh-ogoh sendiri memiliki beragam bentuk dan ukuran, ada yang berbentuk manusia, binatang, atau bahkan karakter-karakter dari film dan cerita rakyat. Masing-masing ogoh-ogoh memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat, mulai dari makna filosofis hingga cerita-cerita mitologi Bali.

Image Source: Ringtimesbali

Setelah ogoh-ogoh siap, maka prosesi pengarakan ogoh-ogoh dimulai. Suasana semakin meriah dengan suara gamelan bleganjur yang mengiringinya. Beberapa ogoh-ogoh bahkan dilengkapi dengan lampu-lampu yang menambah keindahan pada malam hari.

Pengarakan biasanya melewati jalan-jalan utama menuju pusat daerah atau kota. Tentunya, prosesi pengarakan ogoh-ogoh ini sangatlah ramai dan banyak pengunjung yang datang untuk menyaksikannya. Para wisatawan dari berbagai belahan dunia pun berbondong-bondong untuk datang ke Bali dan menyaksikan perayaan ogoh-ogoh ini secara langsung.

Namun, di tengah keramaian dan kegembiraan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Kita harus tetap menghargai dan menghormati tradisi masyarakat Bali dalam merayakan ogoh-ogoh. Jangan melakukan hal-hal yang mengganggu perayaan, seperti merusak ogoh-ogoh atau mengganggu keamanan pengunjung dan masyarakat yang hadir.

Sejarah dan Makna Ogoh-Ogoh

Tahukah kamu bahwa perayaan ogoh-ogoh awalnya tidak berkaitan dengan Hari Raya Nyepi? Namun, pada tahun 1983 ketika Hari Raya Nyepi diputuskan menjadi hari libur nasional, ogoh-ogoh turut menjadi bagian perayaan dalam menyambut Hari Raya Nyepi.

Sebenarnya, Nyepi sendiri merupakan Hari Raya umat Hindu di Bali yang dilakukan untuk memperingati tahun baru Saka. Dalam perayaan ini, masyarakat Bali melaksanakan upacara seperti berdoa, membersihkan rumah, dan juga melakukan puasa total selama 24 jam.

Nah, ogoh-ogoh sendiri diarak sebagai bentuk upaya mengusir roh jahat dan juga sebagai bentuk hiburan bagi masyarakat Bali. Beberapa ogoh-ogoh bahkan dibuat dengan wujud yang menyeramkan dan menakutkan.

Image Source: Indozone

Selain sebagai bentuk upaya mengusir roh jahat, ogoh-ogoh juga memiliki makna filosofis yang dalam. Ogoh-ogoh yang berbentuk manusia atau hewan yang dilengkapi dengan banyak tangan, kaki, dan kepala memiliki makna bahwa manusia memiliki banyak sisi dan karakter yang berbeda-beda, baik itu sisi positif maupun negatif.

Ogoh-ogoh menggambarkan tokoh hindu yakni Bhuta Kala. Di kebudayaan Hindu, Bhuta Kala ini merepresentasikan kekuatan (Bhu) di alam semesta dan waktu (Kala) yang tidak terukur dan tidak terbantahkan. Ogoh-ogoh juga sering kali mengambil tema cerita rakyat atau mitos yang ada di Bali, seperti contohnya ogoh-ogoh Rangda yang merupakan sosok jahat dalam cerita Barong dan Rangda.

***
Dengan segala keunikan, filosofi, dan keindahan yang terkandung dalam ogoh-ogoh, perayaan tersebut menjadi sebuah tradisi yang tak boleh dilewatkan. Meriah, berkesan, dan penuh makna, perayaan ogoh-ogoh menjadi sebuah acara yang dapat mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kearifan lokal dan melestarikan budaya yang ada. Mari kita semua menjaga dan menghargai tradisi ogoh-ogoh agar dapat terus dirayakan oleh masyarakat Bali dan bisa terus dikenang oleh generasi selanjutnya.